Senin, 23 November 2015

Bakti Sosial Serangan Fajar



Hello !!
Disini saya mau berbagi pengalaman saya saat mengikuti kegiatan bakti sosial ‘Serangan Fajar'. Awalnya saya mengetahui adanya kegiatan ini dari saudara saya, dia bernama Yuan yang membroadcast adanya bakti sosial yang diadakan oleh komunitas dari universitasnya di Bekasi. Yasudah, saya ikut acara tersebut. Disana mayoritas beragama Budha, hanya saya dan saudara saya saja yang beragaa Islam. Namun, tidak menjadi penghalang bagi kami untuk melakukan sebuah kebaikan bagi orang lain. Bukankah agama kita mengajarkan untuk saling menghargai terhadap perbedaan?
Saya pun janjian dengan Yuan untuk pergi kerumah kaka kelas Yuan, dia bernama cici Magha untuk mempacking makanan yang akan diberikan kepada orang-orang yang kami jumpai di pinggir jalan. Kami mulai mempacking dari pukul 21.30 sampai dengan pukul 23.00. Setelah mempacking barang-barang kita segera membagi tugas untuk berpencar ke beberapa tempat. Akhirnya saya dan tiga orang lainnya mendapat lokasi di daerah Kranji.
Disana kami sangat semangat membagikan sedikit rejeki kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Terlihat wajah mereka sangat senang karna mendapat sebuah bingkisan yang kami berikan, tak lupa mereka ucapkan terimakasih kepada kami semua. Disaat kami kembali melanjutkan perjalanan untuk memberikan kepada yang lain, saya melihat ada seorang bapak-bapak sedang jongkok didepan tempat sampah sambil melihat isi chiki yang sekiranya jika masih ada akan dia makan. Dan benar saja, bapa itu memakan sisa chiki yang masih ada. Hati saya sangat tesentuh melihat bapa itu. Bagaimaa tidak? Dia sangat membutuhkan makanan untuk tetap bertahan hidup. Jangan kan berharap makan yang enak di restaurant mahal, makan di warung pinggir jalan pun belum tentu mereka memiliki uang. Itulah sebab banyak sekali anak-anak yang tidak mampu untuk bersekolah. Orang tua mana yang tidak mau melihat anaknya bersekolah, menuntut ilmu, dan menjadi anak yang sukses. Namun apa daya jikalau untuk makan dan mememnuhi kehidupan sehari-hari saja masih sangat sulit.
Banyak juga orang tua yang tidur dipinggir jalan, tak berselimut, tak beralas, tak ada apapun yang membuat mereka hangat. Banyak pertanyaan yang menghampiri ku, dimanakah anak mereka? Apa mereka tak mengingat orang tuanya? Semoga bapak dan ibu ini selalu dijaga Allah SWT, aamiin.
Akhirnya kami selesai dan kembali ke rumah ci Magha, disana kami melakukan evaluasi. Kami selesai puku 04.00. Saya menginap dirumah saudara saya.
Kurang lebih itu pengalaman saya dalam mengikuti acara bakti sosial ini. Saya mendapat banyak sekali pelajaran. Saya tidak boleh membuang-buang makanan, menghambur-hamburkan uang, malas belaja, karna masih banyak yang sangat membutuhkan makanan untuk bertahan hidup disaat semua harga bahan pokok sangat melonjak naik dan juga masih banyak sekali anak-anak diluar sana yang sangat ingin memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu. Dan yang terpenting, JANGAN PERNAH MELUPAKAN KEDUA ORANG TUA, karna mereka lah yang membuat kita seperti ini, dapat makan enak, tidak kepanasan, tidak kehujanan, dapat memberikan fasilitas yang lengkap, dapat bersekolah, dan itulah bekal kita untuk menjadi orang sukses. Kita bukanlah apa-apa jika tidak ada mereka. Oleh karena itu, selagi mereka ada jagalah mereka, janganlah membuatnya sakit hati. Karna sekaya apapun kita nanti, sebanyak apapun harta yang kita miliki tidak mampu membalas semua jasa mereka yang setia merawat kita dari kecil sampai saat ini, yang selalu ada disaat yang lain tidak berpihak kepada kita, yang selalu menyemangati kita, yang selalu berbagi pengalaman dan masih sangat banyak. Itu semua hanya karna mereka ingin kita tumbuh menjadi anak yang sukses dan dapat hidup lebih baik dari mereka.

Sekian cerita dari saya..   terimakasih sudah membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar