1. Teori-Teori Terjadinya
Alam Semesta
1.1
Teori Letusan Hebat
Pada tahun 1917, secara matematik
ditentukan bahwa terdapat massa bahan yang hampir seragam yang
keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan dorongan
dari kosmik lain yang tidak dikenal. Tahun 1922, seorang ahli fisika Rusia
muncul dengan pemecahan soal tersebut, ia mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak
berperan, bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh partikel saling menjauhi
dengan kecepatan tinggi. Teori letusan hebat ini juga biasa disebut dengan
teori "Big Bang". Pada
teori big bang mengatakan bahwa sebelumnya alam semesta bukan merupakan materi,
tetapi suatu ketika ia berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat,
massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti, maka
terjadilah letusan yang hebat.
Namun
sayang, teori ini berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman sekarang, pada
teori ini mengatakan bahwa jagad raya akan terus meluas dan saling menjauhi
dengan kecepatan tinggi, namun pada sistem tata surya kita, yakni "Bimasakti", bukannya saling
menjauh, tetapi malah berjalan sesuai dengan orbitnya masing-masing.
1.2
Teori Keadaan Tetap
Teori ini
dikemukakan oleh ahli astronomi Inggris, bernama Fred Hoyle serta beberapa ahli astro-fisika inggris. Teori ini
mengungkapkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa-asas
kosmologi, tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang sempurna.
Teori ini sangat berlawananan dengan teori pertama. Teori pertama menyatakan
bahwa alam semesta akan bergerak menjauh, dan otomatis akan ada suatu ruang
kosong di dalamnya, sedangkan teori kedua ini, kita harus menerima bahwa zat
baru akan selalu diciptakan dalam ruang angkasa diantara berbagai galaksi.
jadi, galaksi yang baru akan tercipta menggantikan galaksi yang menjauh.

Ini merupakan teori terbaru yang dikemukakan oleh Roger Penrose yang merupakan kosmolog utama dari Oxford University. Penrose menyebutkan bahwa saat mengamati radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, ia menemukan gema dari kejadian0kejadian sebelum big bang. Ia mengungkapkan bahwa ada lubang hitam yang hadir sebelum big bang dan telah meninggalkan pengaruh yang bisa diamati di alam raya kita.

Ini merupakan teori terbaru yang dikemukakan oleh Roger Penrose yang merupakan kosmolog utama dari Oxford University. Penrose menyebutkan bahwa saat mengamati radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, ia menemukan gema dari kejadian0kejadian sebelum big bang. Ia mengungkapkan bahwa ada lubang hitam yang hadir sebelum big bang dan telah meninggalkan pengaruh yang bisa diamati di alam raya kita.
"Pemikiran bahwa jagat raya dimulai dari sebuah dentuman dahsyat yang
disebut Big Bang, dan kemudian meluas setelahnya merupakan pemikiran yang
salah", tutur penrose dikutip dari BBC, Desember 2010. Berdasarkan
teorinya ini, ia meengklaim telah memiliki sejumlah data yang dapat memperkuat
teorinya tersebut.
"Analisis dari Walkinson Microwave Background Probe (WMBP) yang
menganalisa latar belakang gelombang mikro kosmik pada peta selama 7 tahun
telah mengungkapkan lingkaran konsentrik", ucap Penrose. Ia mengatakan
bahwa lingkaran itu terbentuk akibat adanya sejumlah gelombang yang
mempresentasikan kejadian-kejadian yang mendahului Big Bang.
2. Membedakan Anggota Sistem Tata Surya
Tata surya merupakan bagian dari jagat raya, yang di dalamnya beerisikan matahari serta planet-planet lain. Terdapat banyak paham dari kaum filsuf mengenai sistem tata surya kita. Ada 2 teori yang terkenal yaitu teori Heliosentris dan Geosentris. Pada teori Heliosentris menyatakan bahwa matahari sebagai pusat, sedangkan bumi serta planet mengelilingi matahari. Pada teori Geosentris menyatakan sebaliknya, bahwa Bumi sebagai pusat, sedangkan matahari bersama planet mengelilingi bumi. Pada masa sekarang, teori Heliosentrislah yang di pakai.
2.1 Planet

Planet merupakan anggota tata surya kita berukuran besar. Planet dapat berevolusi serta berotasi. Revolusi adalah perputaran planet mengelilingi matahari. Sedangkan rotasi adalah perputaran planet pada porosnya/garis edarnya. Terdapat 8 Planet di dalam galaksi kita, diantaranya Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Berdasarkan kedudukan garis edarnya,
Plenet terbagi menjadi dua kelompok : Planet dalam dan
Planet luar. Plenet dalam adalah planet yang garis edarnya antara bumi
dan matahari (yaitu Merkurius
dan Venus).
Sedangkan Planet luar adalah
planet-planet yang garis edarnya dari matahari, lebih jauh garis edarnya dari
bumi, atau bisa dikatakan bahwa planet luar adalah planet-planet yang garis
edarnya sesudah bumi (yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus).
1. Merkurius
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari. Kala revolusinya adalah selama 88 hari. Merkurius memiliki banyak kawah sama seperti bulan, ia juga tidak memiliki satelitt alami beserta atmosfir. Suhu di planet ini berkisar antara 90-700 K (kelvin). Planet ini berdiameter 4879 km di khatulistiwa, mengandung 70% logam dan 30% silikat serta mempunyai kepadatan 5,43 gr/cm3 (kubik).
2. Venus

Venus atau yang biasa kita sebut
juga sebagai "Bintang Kejora" merupakan planet kedua terdekat dari
matahari setelah merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km, dan berevolusi
selama 225 hari. Venus memiliki atmosfer yang diantaranya mengandung 97%
karbondioksida (CO2) dan 3% Nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin adanya
kehiduan di planet ini. Arah rotasinya berlawanan arah dengan planet-planet
lain, dan rotasinya memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan revolusinya.
3. Bumi

Inilah planet dimana manusia
tinggal, diperkirakan usia bumi mencapai 4,6 miliar tahun, jarak antara bumi
dengan matahari adalah 149,6 juta kilometer. Bumi memiliki diameter sepanjang
12.756 km. Bumi juga memiliki satu satelit alami, yaitu "bulan".
70,8% bumi diliputi dengan air, udara di bumi terdiri dari 78% Nitrogen, 21%
oksigen dan 1% uap air, karbondioksida, dll. Rotasi bumi selama 24 jam dan
revolusinya adalah 365 hari.
4. Mars

Mars merupakan planet keempat terdekat dari matahari. planet ini sering disebut juga sebagai planet "merah" karena struktur dari planet itu sendiri yang terlihat kemerah-merahan. Planet ini memiliki dua buah satelit, yaitu Phobo dan Deimos. Planet ini memiliki revolusi selama 687 hari dan rotasinya 24,62 jam. Planet ini memiliki atmosfer yang tipis dan kebanyakan mengandung karbon dioksida. Warna merah dari planet ini dinyatakan berasal dari warna karat tanahnya yang kaya akan besi.
5. Yupiter

Jupiter merupakan planet kelima terdekat dari matahari. Jarak rata-rata antara matahari dengan Yupiter sekitar 778,3 juta km. Planet ini merupakan planet terbesar dengan diameter 149,980 km dan memiliki massa 318 kali masa bumi. Periode Revolusinya selama 11,86 tahun dan rotasinya 9,8 jam. Yupiter mengandung Hidrogem (H), Helium (He), Metana (CH4), dan Amonia (NH3). Lapisan atmosfer planet ini 88-92% hidrogen dan 8-12% helium. Suhu permukaannya berkisar antara -140 - 21 derajat celcius.
6. Saturnus

Saturnus dikenal dengan nama "planet bercincin" dan ia juga merupakan planet terbesar setelah Yupiter. Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun dan rotasinya selama 10 jam 14 menit. Saturnus diperkirakan terdiri dari susunan gas amonia dan metana, hal inilah yang memastikan bahwa tidak ada kehidupan di dalamnya. Saturnus memiliki 56 buah satelit alami. tujuh diantaranya cukup masih untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gravitasinya, satelit itu adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, dan Lapetus.
7. Uranus

Uranus merupakan planet ketujuh dari
matahari dan terberat keempat (jupiter, saturnus, neptunus, dan uranus)
dalam tata surya. Uranus memiliki komposisi yang sama seperti Neptunus, yaitu "raksasa gas". Di dalamnya
terkandung hidrogen dan helium, serta mengandung banyak es, seperti air, amonia
dan metana bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya merupakan atmosfer
terdingin dalam tata surya (49 K/-224 derajat celcius).
8. Neptunus

Planet ini merupakan pplanet terjauh
dari matahari. Periode revolusi Neptunus adalah 164,8 tahun dan rotasinya 16,1
jam. Komposisi planet ini memiliki kesamaan dengan uranus, Atmosfernya
mengandung hidrogen, helium, hidrokarbon, kemungkinan nitrogen dan kandungan es
sperti air, amonia dan metana. Cara menyelidiki perbedaan antara Raksasa es
Uranus dan neptunus adalah, Planet ini terdiri dari es dan batu, metana di
wilayah luar planet menampilkan warna kebiruan dari Nepttunus. Sementara
Atmosfer Uranus relatif tidak berciri, bersifat aktif dan menunjukkan pola
cuaca.
2.2 Komet

Anggota sistem
tata surya kita setelah Planet adalah Komet.
Komet merupakan benda angkasa yang mirip asteroid, komet ini terbentuk dari gas
(karbon dioksida, metana, dan air. dan debu yang membeku. Tidak hanya planet,
kometpun memiliki orbitnya yang berbentuk elips, lebih lonjong dan panjang
dibandingkan dengan planet.

Inilah gambar orbit /lintasan dari komet dalam mengelilingi matahari. Ketika komet menghampiri tata surya kita, ia mendapatkan sebuah radiasi matahari yang menyebabkan lapisan es terluarnya menguap. Arus debu dan gas yang dihasilkan membuat suatu atmosfer yang besar akan tetapi sangat tipis, inilah yang dinamakan "coma". Akibat dari takanan radiasi matahari dan angin matahari ini pada coma, maka terbentuklah sebuah ekor yang panjang. Semakin jarak komet dekat dengan matahari, semakin panjang ekornya, dan begitu pula sebaliknya.
Terdapat berbagai macam jenis komet,
diantaranya :
1) Komet Halley
Komet ini dinamakan sesuai dengan nama penemunya, yaitu Edmond Halley. Komet inilah yang paling terkenal dibandingkan dengan jenis-jenis komet yang lain. Karena, komet inilah satu-satunya yang berperiode pendek dan dapat dilihat oleh setiap manusia dengan mata telanjang. Komet ini dapat terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun sekali
2) Komet Encke
Tidak seperti biasanya, komet ini dinamai oleh nama seorang penelitinya, Johan Franz Encke, Sedangkan penemu yang aslinya bernama Pierre Mechain. Komet ini memiliki periode 3,3 tahun, dan dapat diketahuilah bahwa komet periodik kedua yang ditemukan setelah komet Helley.
3)
Komet Hyakutake
Hyakutake merupakan sebuah komet periode panjang. ditemukan pada 30 Januari 1996 oleh seorang pengamat astronomi asal Jepang, Yuji Hyakutake. Hasil penelitian mengatakan bahwa komet ini menunjukkan adanya emisi sinar X, dan sampai saat ini, komet Hyakutake masih menduduki posisi pertama komet dengan ekor terpanjang.
2.3 Meteorid
Meteorid
adalah batuan-bartuan kecil yang melayang di luar angkasa dan orbitnyapun tidak
beraturan. batuan ini banyak mengandung unsur besi dan nikel. Lalu, apakah
bedanya antara Meteorid, Meteor,
dan Meteorit?. Meteor adalah sebuah meteorid yang
jatuh ke bumi tetapi masih bergesekan dengan atmosfer bumi (belum mencapai
permukaan bumi), sedangkan Meteorit
adalah sebuah meteorid yang sudah jatuh ke permukaan bumi (tidak habis terbakar
oleh atmosfer).
|
Meteorit
|
![]() |
Meteorid
|
![]() |
Meteor
|
|
2.4 Asteorid

Asteroid adalah benda-benda kecil yang mengelilingi matahari, biasanya terletak antara planet Mars dan Jupiter. Benda ini ditemukan oleh seorang astronom dari sisilia bernama Geuseppe Piazzi pada tanggal 1 januari 1801. Asteroid yang berdiameter 1 km diperkirakan berjumlah antara 1.1-1.9 juta. Dan asteroid terluas di sistem tata surya kita bernama Ceres yang memiliki diameter antara 90-1000 km. Lalu, apakah kalian tahu bedanya antara Meteorid dengan Asteorid. Meteorid ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan asteroid, dalam banyak kasus disebutkan bahwa Meteorid merupakan pecahan dari asteroid yang bertubrukan.
3. Membedakan Lapisan-Lapisan pada Planet Bumi Beserta Fungsinya
Planet bumi kita memiliki berbagai macam lapisan, Lapisan-lapisan ini dikelompokkan, baik dari segi Strukturnya, maupun segi susunan kimianya.
3.1 Berdasarkan
Strukturnya
1.
Kerak Bumi
(Crust).
Merupakan bagian terluar dari bumi.
Tebal lapisannya mencapai 70 km. Kerak bumi dibedakan atas dua macam,
yaitu Kerak Benua dan Kerak Samudera. Kerak samudera
memiliki ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan 20-70 km. Penyusunan kerak
samudera yang utama adalah batuan basalt.
Penyusunan kerak benua adalah granit.
Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut Lempeng Samudera, sedangkan yang membentuk dasar benua disebut Lempeng Benua. Lapisan ini menjadi
tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100 derajat celcius.
2. Selimut atau selubung (mantle).
Merupakan lapisan yang terletak di
bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut mencapai 2.900 km merupakan lapisan
batuan padat. Suhu bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat celcius.
3. Inti bumi (core).
Terdiri dari material cair, dengan
penyusunan utama logam besi (90%), nikel (8%) dan lain-lain. Lapisan ini
dibedakan menjadi lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core). Lapisan inti
luar tebalnya sekittar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 derajat celsius. Inti luar adalah pusat bumi berbentuk bola
dengan diameter sekitar 2.700 km, di dalamnya mengandung unsur nikel dan besi
yang suhunya mencapai 4.500 derajat celcius.
3.2 Berdasarkan susunan
kimianya
1. ATMOSFER

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara
menyeluruh dengan ketebalan 650 km. Lapisan ini berfungsi untuk mengurangi radiasi matahari, melindungi bumi
kita dari jatuhnya benda-benda luar angkasa (seperti meteor, asteroid, dll),
menyediakan oksigen dan karbon dioksida, dan mendistribusikan air ke berbagai
wilayah di permukaan bumi. Lapisan atmosfer mengandung berbagai macam unsur
gas, dan yang paling banyak adalah nitrogen (78,08%), dilanjut oleh oksigen
(20,95%), argon (0,93%), dan karbon dioksida (0,03%). Selain gas ini, juga terdapat unsur gas-gas
yang lain yang kandungannya jauh lebih rendah, misalnya : Neon (Ne), Kripton
(Kr), Hidrogen (H2), Xenon (Xe) Ozon (03) dan uap air.
Berdasarkan suhu vertikal, atmosfer
terbagi lagi menjadi lima lapisan :
·
Troposfer
Merupakan bagian lapisan yang paling
dekat dengan bumi. Lapisan ini berada antara permukaan bumi sampai 8 km pada
posisi kutub dan18-19 km pada daerah ekuator. Di sini berlangsung semua hal
yang berhubungan dengan iklim (seperti terbentuknya awan, turun hujan, salju,
dan lain lain). Di dalam troposfer juga terdapat tiga jenis awan : awan rendah
(Cumulus) tingginya antara 0-2
km, awan pertengahan (alto cumulus
lenticularis) tingginya antara 2-6 km, serta awan tinggi (Cirrus) yang tingginya antara 6-12 km.
·
Stratosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang
berada di atas lapisan Troposfer, ketinggiannya antara 50-60 km. Pada lapisan
ini, suhu akan semakin meningkat mengingat semakin tingginya lapisan atmosfer.
Namun kebalikan dari Troposfer, suhu pada Stratosfer ini sama dengan suhu pada
bumi. Yang menjadikan ciri khusus pada lapisan ini adalah Lapisan OZON yang berguna untuk menyerap
radiasi ultraviolet, agar sebagian besar tidak sampai pada permukaan bumi.
·
Mesosfer
Terletak diatas stratosfer, memiliki
ketinggian 50-70 km. Suhu dilapisan ini akan menurun semakin meningkatnya
ketinggian. Suhunya mula-mula akan naik, namun kemudian turun lagi dan mencapai
-72 derajat celcius di ketinggian 75 km. Daeerah transisi antrara mesosfer
dengan termosfer disebut mesopouse dengan
suhu terendah mencapai -110 derajatt celcius.
·
Termosfer
Lapisan ini berada diatas lapisan
transisi (mesopouse), memiliki
ketinggian 75-650 km. Lapisan ini sering juga di sebut lapisan Ionosfer, karena disinilah tempat
gas-gas akan terionisasi. Suhu pada lapisan ini akan meningkat semakin
meningkatnya ketinggian.
·
Eksosfer/atmosfer
luar
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah, perbatasan antara Eksosfer dengan luar angkasa juga tidak jelas. Yang paling menandainya adalah, bahwa Eksosfer masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi Eksosfer dengan luar angkasa disebut Magnetopause.
2.
HIDROSFER
Air
adalah sumber kehidupan bagi manusia, merupakan gabungan antara dua atom
Hidrogen dan satu atom oksigen sehingga menjadi H20. Sedangkan hidrosfer
sendiri adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi.
Sinar
matahari membuat air di permukaan bumi menguap sehingga menjadi uap air, dari
uap air tersebut akan terkumpul menjadi awan, ketika awan itu menjadi berat
maka turunlah yang dinamakan hujan, air hujan yang turun ke bukit/pegunungan
akan diserap oleh tumbuhan, dan apabila masih terdapat sisa air, akan dialirkan
kembali ke sungai. Berikut gambar prosnya :
![]() |
|
siklus
hidrosfer
|
Hidrosfer meliputi Samudera, laut,
sungai, gletser, salju, air tanah, serta uap air pada atmosfer.
1. Samudera dan Laut
Samudera-samudera dan laut-laut
menempati 71% di permukaan bumi. Samudera
melingkupi 2/3 bumi. Pada bagian dasar samudera inilah lapisan
kerak bumi membentuk pegunungan, ngarai, atau daratan. Sedangkan Laut adalah masa air asin yang menggenangi sebagian
besar permukaan bumi.
Ciri-ciri dasar samudera adalah bagian
dasar samudera, tepian benua melandai membentuk paparan benua. setelah melewati
paparan benua, dasar samudera turun semakin curam. Di antara paparan benua dan igir tengah samudera terdapat dataran yang
luas dan datar, disebut dataran abisal. Palung laut terbentuk di daerah
pertemuan lempeng Selain itu terdapat pula gunung-gunung dasar laut.
Berat jenis air
laut adalah 1.027, hal ini disebabkan karena kandungan garam yang berasal dari
air laut memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sungai atau
danau, yaitu sekitar 35%.
Wilayah laut dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu :
·
Berdasarkan
Letaknya
Terbagi menjadi laut tepi, yang terletak
antara tepi benua dan kepulauan
yang memisahkannya dengan samudera.
(ex : Laut Jepang yang terletak antara Kepulauan Jepang dan Benua Asia yang
memisahkannya dengan samudera pasifik).
·
Berdasarkan Proses Terjadinya
Terbagi menjadi laut transgresi, ingresi dan Regresi.
Laut Transgresi terjadi karena naiknya permukaan air laut Laut Ingresi terjadi
karena turunnya daratan akibat proses patahan.Dan Laut Regresi terjadi karena
turunnya permukaan laut.
·
Berdasarkan
kedalamannya
Terbagi menjadi zona Litoral, Neritik, Batial, dan
Abisal. Zona Litoral adalah
wilayah laut yang terletak antara zona pasang naik dan pasang surut. Zona neritik adalah wilayah
pasang surut yang mencapai kedalaman 200 meter. Zona batial terletak antara kedalaman
200-2000 meter di bawah permukaan laut. Dan yang terakhir zona abisal merupakan
wilayah laut yang kedalamannya lebih dari 2.000 meter di bawah permukaan laut.
1.
Sungai
Sungai adalah aliran air tawar
melalui suatu saluran menuju laut, danau, dan atau sungai yang lebih besar. Air
sungai dapat berasal dari gletser (es), danau yang meluap atau mata air
pegunungan. Dalam Perjalanannya, aliran air sungai mempunyai tiga aktivitas,
yaitu melakukan erosi, transportasi, dan sedimentasi.
Beberapa manfaat sungai bagi
kehidupan :
·
Sebagai sarana transportasi
·
Sebagai sumber air irigasi
·
Aliran sungai dapat digunakan
sebagai pembangkit listrik
·
Sebagai tempat budidaya perikanan
2.
Danau
Danau adalah masa air yang berada
dalam jumlah besar pada suatu cekungan atau basin di wilayah daratan.
Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi menjadi :
·
Danau
Alami
Terbentuk
secara alami tanpa campur tangan manusia
·
Danau
Buatan (waduk)
Terdapat campur tangan manusia untuk keperluan tertentu (ex
: waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat)
3.
Rawa
Rawa adalah tanah rendah yang selalu
tergenang oleh air karena tidak adanya pelepasan air (drainase). Oleh karena
itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan sifatnya, rawa dapat dibedakan menjadi
:
·
Rawa Air Asin : yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai
·
Rawa Air Payau : terdapat disekitar muara air sungai di dekat laut
·
Rawa Air Tawar : terdapat di sekitar sungai-sungai besar
4.
Air Tanah
Merupakan air yang terdapat di
lapisan tanah di bawah permukaan bumi, berasal dari air hujan yang meresap ke
dalam tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap kedalam tanah, semakin
banyak pula air tanah yang di kandung. Secara umum, air tanah dibedakan menjadi
dua :
·
Air tanah
dangkal : terletak di atas lapisan batuan
kedap air
·
Air tanah
dalam : terletak diantara dua lapisan
batuan kedap air
Air tanah dapat keluar ke permukaan
dalam bentuk sumber air panas yang disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat kaitannya
dengan aktivitas vulkanisme.
3. LITHOSFER
Lithosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu, Lithos yang artinya batuan dan Sphera artinya lapisan. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi yang paling luar berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. Lapisan ini merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.
Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma. magma adalah cairan pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Litosfer berperan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk
apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun
proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya
bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang
kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup
organisme.
Tanah merupakan sumber dari berbagai jenis mineral bagi makhluk hidup. Melalui proses erosi, mineral-mineral yang menjadi sumber makanan makhluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.
Tanah merupakan sumber dari berbagai jenis mineral bagi makhluk hidup. Melalui proses erosi, mineral-mineral yang menjadi sumber makanan makhluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.
Litosfer
terdiri dari dua bagian utama :
·
Lapisan
Sial
Lapisan
kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya
dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada
lapisan ini, terdapat batuan sedimen, granit, andesit jenis-jenis batuan
metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.
·
Lapisan
Sima (Silisium Magnesium
Lapisan
kulit bumi yang tersusun atas logam-logam silium dan magnesium dalam bentuk
senyawa Si, O2, dan Mg.
Batuan
Pembentuk Litosfer :
·
Batuan Beku
Batuan
terbentuk dari magma yang membeku. Secara
umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan,
dan umumnya tidak mengandung fosil.
Berdasarkan
pembentukannya, batuan beku dibagi menjadi : Batuan beku dalam, batuan beku
gang, dan batuan beku luar.
·
Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk karena adanya
proses pengendapan. Batir-butir batuan sedimen berasal
dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik oleh angin maupun
air. Proses pembentukan batuan sedimen disebut diagenesis.
·
Batuan Malihan/Metamorf
Batuan
yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi sehingga
menjadi batuan yang berbeda dari batuan induknya. Faktor yang mempengaruhi
perubahannya adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat serta waktu yang lama.
Contohnya
: batu kapur berubah menjadi batu marmer
4
BIOSFER
Merupakan gabungan dari ekosistem yang ada di planet
bumi. Secara entimologi, biosfer berasal
dari dua kata, yaitu bio yang
berarti hidup dan sphereyang
berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan
tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah semua
bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Organisme
hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral
maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini
terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
4.
Teori Tentang Terjadinya Planet Bumi

Telah
kita bahas sebelumnya mengenai lapisan-lapisan bumi. Sekarang, kita melangkah
ke tahapan yang terakhir yaitu "bagaimanakah proses bumi itu terjadi? apa
saja teorinya?". Teori pembentukan bumi adalah teori yang mengacu pada
bagaimana asal terbentuknya bumi.
1.
Teori Kant-Laplace

Pada abad ke 18, para ahli telah memikirkan proses terjadinya bumi. Salah satunya adalah teori mengenai kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere de Laplace.Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula).Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal

Dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan T.C Chamberlain pada awal abad ke-20. mereka mengatakan bahwa matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali,
pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan
kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat
matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada
yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas
tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan
bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi
matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar
mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan
menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk
akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk
planet, termasuk bumi.
3. Teori Bintang Kembar

Dikemukakan oleh Laytletton. ia mengatakan bahwa galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Dikemukakan
oleh James Jeans dan Harold Jeffreys. Dalam teorinya,
mereka mengatakan bahwa pada saat bintang memiliki massa yang sama dengan
matahari dan mendekat, maka akan menimbulkan sebuah lidah api (pijaran api)
yang sangat besar dari matahari. Dalam lidah api tersebut, terjadi kerapatan
gas-gas, namun pada akhirnya kerapatan tersebut akan terpecah menjadi sebuah
kolom-kolom. Kolom-kolom tersebut akan terpisah dan menjadi benda-benda
yang berdiri sendiri.
Benda-benda tersebut
kini yang kita namakan dengan "planet". planet-planet tersebut
berputar dan mengalami proses pendinginan sehingga menjadi planet besar (ex :
jupiter, saturnus). Sedangkan pada bumi, proses pendinginannya relatif lebih
cepat.
5. Teori Big Bang

Sama
seperti pembahasan sebelumnya mengenai teori big bang. Teori ini menyatakan
bahwa pada awalnya alam semesta (termasuk bumi di dalamnya) merupakan sebuah
gumpalan kabut raksasa yang berputar pada prosesnya. Putaran tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil yang ringan terlempar ke luar dan sebagian
besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa.
Dan pada suatu ketika, gumpalan tersebut meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk berbagai galaksi dan Nebula. Selama kurang lebih 4,6 miliyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk sebuah galaksi bernama BIMASAKTI. Sementara bagian-bagian yang tadi terlempar mengalami kondensasi, sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Gumpalan-gumpalan tersebut membentuk planet-planet, termasuk planet bumi di dalamnya.
Dan pada suatu ketika, gumpalan tersebut meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk berbagai galaksi dan Nebula. Selama kurang lebih 4,6 miliyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk sebuah galaksi bernama BIMASAKTI. Sementara bagian-bagian yang tadi terlempar mengalami kondensasi, sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Gumpalan-gumpalan tersebut membentuk planet-planet, termasuk planet bumi di dalamnya.
Selain
teoi-teori ini, masih banyak teori yang akan dikemukakan oleh para ahli :
·
Teori Buffon
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli ilmu alam perancis, George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
·
Teori Weizsaecker
Dikemukakan pada
tahun 1940 oleh C.Von Weizsaecker, seorang
ahli astronomi Jerman. ia mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri
atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut
gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas
matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata
surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini
akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
·
Teori Kuiper
Dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper. ia
menyatakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram.
Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar
mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga
memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang
merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi
dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet –
planet.
·
Teori Whipple
Seorang ahli astronom Amerika, Fred L.Whipple. mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas
dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas
yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal
menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang
padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet
Sumber :
http://iffahufairohpsikolog.blogspot.co.id/2012/04/alam-semesta-beserta-isinya.html